Pentingnya Pendidikan Politik Untuk Rakyat
Kamis, 7 April 2011 | 1:48 WIB
Editorial
Adakah partai kader sekarang ini? Pertanyaan ini sungguh menggelitik di jaman sekarang ini, suatu era dimana ideologi dianggap tidak lagi penting dan politik sudah dianggap “barang rongsokan”. Meskipun ada banyak partai politik, juga dengan bendera dan logo yang berbeda-beda, tetapi mereka memiliki kesamaan: tidak punya ideologi dan yang memandu mereka adalah pragmatisme kekuasaan.Editorial
Sekarang ini, konsep mengenai politik telah disempitkan pengertiannya menjadi sekedar cara memperoleh jabatan dalam pemerintahan. Padahal, jauh lebih luas dari pengertian itu, politik adalah seni membuat segala sesuatu yang tidak mungkin di hari esok menjadi mungkin hari ini. Atau, dengan kata lain, politik juga bisa dimaknai sebagai seni membangun kekuatan sosial sebagai bentuk penentangan terhadap sistem (penindasan).
Karena pengertian sempit itulah, ditambah petuah-petuah dari begitu banyak ilmuwan politik kanan dan liberal, maka rakyat pun dibuat semakin sinis terhadap politik, partai politik maupun politisi. Pertumbuhan kekecewaan atau skeptisisme terhadap politik, sebagaimana dikatakan oleh Marta Harnecker, seorang sosiolog kiri Amerika Latin, tidaklah begitu mengkhawatirkan bagi politik kanan (liberal). Sebab, seperti direkam oleh sejarah, kaum kanan dapat berkuasa dengan kediktatoran militer ataupun kebiasaan mereka akhir-akhir ini untuk menggantikan politisi dengan teknokrat.
Tetapi, apatisme terhadap partai politik akan menjadi masalah serius bagi gerakan perubahan. Sebab, tanpa sebuah gerakan politik atau instumen politik, maka gerakan perubahan akan kesulitan untuk mentransformasikan sistem.
Oleh karena itu, kita menyambut baik setiap upaya partai politik untuk menghidupkan kembali pentingnya “partai ideologis”. PDIP, misalnya, terlepas dari kekurangan yang terjadi di lapangan praktek, tetapi kita patut mengapresiasi usaha partai ini untuk menjadi partai berbasiskan ideologi. Jalan ideologi ini, menurut Ketua Umum PDIP, Megawati, menuntut hadirnya kader-kader militan sebagai penggerak.
Dan, secara khusus lagi, kita memberikan apresiasi besar kepada Partai Rakyat Demokratik (PRD), yang mulai secara rutin menjalankan pendidikan politik terbuka kepada massa rakyat. Dalam beberapa bulan terakhir, PRD sedang aktif-aktifnya menjalankan pendidikan politik terbuka kepada massa. Salah satu hal menarik dari pendidikan politik itu, ialah diperkenalkannya kembali gagasan-gagasan Bung Karno mengenai Pancasila dan Sosialisme Indonesia.
Tentu, jika diibaratkan pembangunan rumah, maka apa yang dilakukan PDIP dan PRD ini barulah sebatas meletakkan batu pertama. Terlebih, dalam rangka menemukan kembali jalan ideologi, kedua partai politik ini juga dituntut untuk menerapkan tradisi atau praktik politik berbeda dengan partai-partai kanan-tradisional.
Kedepan, kita berharap bahwa rakyat tidak hanya bertemu parpol setiap lima tahun sekali di kotak suara, tetapi partai politik mulai hadir dan bekerja di tengah-tengah rakyat; melakukan advokasi kesehatan dan pendidikan, membela rakyat dari penggusuran, menentang perampasan tanah milik petani, dan hadir di tengah-tengah pemogokan kaum buruh.
0 komentar:
Posting Komentar